Langsung ke konten utama
                                       Hariku Untuk Hari
                                       by si pembuat cerpen yang jomblo sejak lahir 

          Bisakah aku memungutnya, bisakah aku mengambilnya mungkin bisa tetapi akan lebih sopan jika aku memintanya. jika aku memina mungkinkah kamu akan memberikannya kepadaku mungkin kah kamu akan kembali memberikanku senyuman itu. jangankan cinta, senyum saja mungkin kamu takkan memberikannya kepadaku.
       Aku begitu malu dengan hari ini, hari yang akan menyediakan waktu untukku bisa menatapmu. aku berharap hari ini aku bisa melihatmu tanpa kamu tahu jika aku hadir dalam kehidupanmu. aku hanya berharap hal itu. aku hanyalah sebagian debu diantara pasir pasir yang berpaparan. aku hanyalah tumpukan karang yang dikikis olah kerasnya terjangan sang ombak. bahkan, mungkin aku hanyalah bakteri kecil yang dianggap sebagai penganggu hidup mu, dia bahkan mereka.

          Aku harap perumpamaan diriku bisa membawaku melihatmu berlaga malam ini, tanpa kamu tahu jika aku selalu mendukungmu, dan aku menyaksikan semua perjuanganmu. aku hanya bisa berdo'a kepada Tuhan, agar kamu  diberikan yang terbaik, dan aku berharap kepada Tuhan, agar kamu selalu bahagia menjalani kehidupanmu tanpa diriku.

HARI, aku harap kamu tak perlu tahu, seberapa dalam perasaan ini untukmu, aku harap kamu tak perlu tahu seberapa luas pikiran ini memikirkanmu. meski hari ku untuk Hari, aku harap kamu takkan pernah tahu jika aku memberikan hari ini untuk mu Hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Letter For You

  A Letter For You It was finally happened! Lima tahun! Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengunggu ketidakpastian. Bukan  pula waktu yang sebentar bagi  mereka yang saling memiliki perasaan, tetapi berprinsip untuk saling membebaskan, tidak pacaran, tidak saling terikat. Lima tahun bukan waktu yang sebentar bagi seseorang untuk menahan diri dari godaan menanyakan kabar secara langsung, berinteraksi dengan dia yang kamu anggap spesial, dan yang pasti; menahan rindu yang tidak pernah mampu untuk diutarakan. *** Lima tahun yang lalu, kita dipertemukan pada kondisi serupa; berjuang demi meraih cita-cita. Hafidz yang mendapat nilai TO menabjubkan membuat teteh penasaran, dari situlah cerita kalian berawal, kekonyolan dan kecerobohan masa lalu yang menjadi syukur di masa sekarang. Sudah sunnatullahnya begitu, tetapi tetap saja lucu jika diingat wkwkk. Sejak saat itu, Nai dan teteh resmi saling bertukar cerita, tentang seseorang, tentang perasaan yang tidak dapat dij...
AWKWARD FEELING Gak kerasa banget, usiaku sudah menginjak seperempat abad. Rasanya masih gak percaya, aku sudah berjalan selama ini. Ada berbagai macam perasaan yang sudah pernah dirasakan. Kepuasan, kesenangan, kesedihan, kecewa, dan kehilangan.  Sejauh aku melangkah, aku baru menyadari satu hal bahwa aku tidak pernah benar-benar menyelesaikannya degan tuntas. Mengembangkan bakat menulis, ketika udah menang dan masuk nominasi beberapa kali, aku merasa cukup. Puas. Dulu juga gitu, ketika aku belajar persiapan SBMPTN, nilai tryoutku sempat masuk ke nilai tertinggi pertama, setelah mencapai itu, semangat belajarku menurun dan rankingnya jatuh. Untungnya ada pak Anggi, yang ngeboost semangatku buat bangkit lagi. Pun dengan dunia kreativitas, ketika aku merasa cukup puas dengan hasil editingku, ya sudah. Cukup sampai di sana.  Pun dengan menghafal Qur'an, udah hafal beberapa juz, eh melempem. Akhirnya, sekarang hafalan Qur'annya tertinggal kepingan kepingan semata. Sebenarnya, ada...
Waktu by Nailassirri Ariati      Waktu merupakan hal penting di dalam hidup ini, semua orang hidup menggunakan waktu. Tidak ada satu makhluk pun yang hidup  tanpa memerlu kan waktu. Jika pun ada, berarti ia telah mati bukan(?) kata orang, waktu adalah sebuah modal bagi setiap insan yang bernapas. Yah modal untuk berjuang menuju jalan-Nya. Banyak orang merugi akibat tak mampu mengelola modalnya dengan baik, termasuk aku.       Tulisan ini kubuat untuk merefleksikan diri tentang bagaimana seharusnya memanajemen waktu dengan arif. Kata Ustadz Adi Hidayat, banyak manusia yang merugi karena tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, waktunya habis untuk bermain gadget, nongkrong, melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama.  Sungguh! orang-orang semacam ini akan merugi di akhirat. Lantas, bagaimana cara agar kita dapat menjadi orang yang mampu mengelola modal dengan baik? jawabannya ad...