Langsung ke konten utama
                                       Hariku Untuk Hari
                                       by si pembuat cerpen yang jomblo sejak lahir 

          Bisakah aku memungutnya, bisakah aku mengambilnya mungkin bisa tetapi akan lebih sopan jika aku memintanya. jika aku memina mungkinkah kamu akan memberikannya kepadaku mungkin kah kamu akan kembali memberikanku senyuman itu. jangankan cinta, senyum saja mungkin kamu takkan memberikannya kepadaku.
       Aku begitu malu dengan hari ini, hari yang akan menyediakan waktu untukku bisa menatapmu. aku berharap hari ini aku bisa melihatmu tanpa kamu tahu jika aku hadir dalam kehidupanmu. aku hanya berharap hal itu. aku hanyalah sebagian debu diantara pasir pasir yang berpaparan. aku hanyalah tumpukan karang yang dikikis olah kerasnya terjangan sang ombak. bahkan, mungkin aku hanyalah bakteri kecil yang dianggap sebagai penganggu hidup mu, dia bahkan mereka.

          Aku harap perumpamaan diriku bisa membawaku melihatmu berlaga malam ini, tanpa kamu tahu jika aku selalu mendukungmu, dan aku menyaksikan semua perjuanganmu. aku hanya bisa berdo'a kepada Tuhan, agar kamu  diberikan yang terbaik, dan aku berharap kepada Tuhan, agar kamu selalu bahagia menjalani kehidupanmu tanpa diriku.

HARI, aku harap kamu tak perlu tahu, seberapa dalam perasaan ini untukmu, aku harap kamu tak perlu tahu seberapa luas pikiran ini memikirkanmu. meski hari ku untuk Hari, aku harap kamu takkan pernah tahu jika aku memberikan hari ini untuk mu Hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan random malam ini Beberapa waktu ini, aku ngelihat story orang-orang yang dulu menyatakan serius ingin menikahiku, atau laki-laki yang dulu pernah mencoba mendekatiku. Satu per satu dari mereka mulai menemukan seseorang yang membuatnya merasa utuh. Seneng sekaligus menjawab pertanyaanku dulu sih. Apakah mungkin? ada orang yang mau bertahan, menungguku tanpa sebuah kepastian sampai akhirnya aku benar-benar menyelesaikan pendidikanku lalu mengiyakan dia untuk mengetuk pintu orangtuaku. Apakah mungkin, ada orang yang sesabar itu, menunggu aku yang bisa saja ditunggu orang lain juga? Aku tidak terlalu yakin dengan itu. Aku tidak pernah mengiyakan orang-orang yang datang untuk serius sebab pendidikanku masih berlangsung. Pun tidak pernah mau agar dia menungguku hingga selesai. Rasanya, ucapan bersedia ditunggu akan membuatku terikat, tidak bebas dengan ikatan yang Allah tidak suka. Orang orang sering menyebutnya sebagai komitmen. Huh, ada ada saja. Menurutku, kata komitmen sama saja ...
Kekuatan dari Apa yang Kamu Inginkan Oleh : Nailassirri Ariati             Saya adalah pelajar MAN I Yogyakarta yang di percaya sebagai duta Parlemen Remaja (Parja) nasional 2013 tahun lalu. Tak pernah terbayangkan, jika saya menjadi duta Parja dari DIY, awalnya saya hanya menulis sebuah essay yang berjudul “Bersatu untuk Indonesia Satu: Sinergisme Pemerintah, Masyarakat dan Pemuda guna Mempererat Nasionalisme.” Essay itulah yang mengantarkan saya duduk di kursi DPR RI pada tanggal 28 Oktober 2013, sungguh pengalaman serta kehormatan yang luar biasa bagi saya bisa duduk di kursi DPR RI. Tidak hanya duduk di kursi para anggota DPR RI, saya juga bertemu anggota-anggota DPR RI bahkan ketua DPR RI. Selain itu, kami DPR RI remaja diberi kehormatan untuk   menyusun Undang-Undang “Kepemudaan.” Sungguh, benar-benar hal yang baru untuk saya.             Parja dapat menyusun ...
Waktu by Nailassirri Ariati      Waktu merupakan hal penting di dalam hidup ini, semua orang hidup menggunakan waktu. Tidak ada satu makhluk pun yang hidup  tanpa memerlu kan waktu. Jika pun ada, berarti ia telah mati bukan(?) kata orang, waktu adalah sebuah modal bagi setiap insan yang bernapas. Yah modal untuk berjuang menuju jalan-Nya. Banyak orang merugi akibat tak mampu mengelola modalnya dengan baik, termasuk aku.       Tulisan ini kubuat untuk merefleksikan diri tentang bagaimana seharusnya memanajemen waktu dengan arif. Kata Ustadz Adi Hidayat, banyak manusia yang merugi karena tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, waktunya habis untuk bermain gadget, nongkrong, melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama.  Sungguh! orang-orang semacam ini akan merugi di akhirat. Lantas, bagaimana cara agar kita dapat menjadi orang yang mampu mengelola modal dengan baik? jawabannya ad...