Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Pulang

       Kemarin, saya pulang ke rumah orangtua. Niatnya pulang cepat, karena saya selesai kuliah sekitar pukul setengah empatan dan sampai rumah sekitar pukul 4 sore. Saya memutuskan untuk mencuci pakaian dan merapikan kamar, menyetrika, dan bersih-bersih rumah. Prediksi saya selesai pukul 5 an ternyata tidak, lebih dari itu. Saya menyelesaikan pekerjaan sekitar pukul 6 kurang 5 menit. Yah, kurang lebih segitu.        "astaghfirullah, udah jam 6 aja." Setelah menyadari bahwa ternyata saya akan pulang ke rumah dalam kondisi gelap, saya langsung bergegas menyelesaikan pekerjaan dan langsung memakai pakaian untuk pulang. Saya ingat betul ketika mengunci rumah sudah pukul 06.01 P.M        "Ya Allah, ini 23 menit lagi akan adzan magrib."    Berhubung kemarin saya sedang kedatangan tamu bulanan, jadi masalah sholat magrib terpecahkan. Lalu, mengenai magrib-magrib keluyuran di jalan? ah sudahlah, niat saya pulang ke rumah untuk bertemu dengan orangtua, bukan keluyura

Apa Kabar?

      Hal pertama yang ingin  ku tanyakan pada diri sendiri adalah "Apa kabar?" Sungguh, pertanyaan itu bukan sekadar pertanyaan biasa. Begitu sulit untuk menjawab pertanyaan "Apa Kabar?" Apakah permasalahan yang sedang kuhadapi kali ini begitu kompleks sehingga menjawabnya saja aku harus berpikir keras?       Atau mungkin, perasaan hampa yang sedang menyerangkulah yang telah meruntuhkan semua argumentasi-argumentasi untuk menjawab pertanyaan itu? Entahlah, rasnya beberapa hari ini aku terus menerus mengevaluasi diriku sendiri. Bukan untuk menghukumi diri sendiri atas pertanyaan-pertanyaan retoris itu, hanya saja aku membutuhkan penjelasan atas apa yang diriku sendiri perbuat. Apakah hal tersebut merepresentasikan bahwa aku masih terlalu sering menuntut diriku agar bisa melakukan ini dan itu? Apakah diriku terllau lelah untuk memenuhi ekspetasi diri sendiri? Entahlah.            "Hai kamu, iya kamu, diriku sendiri. Apa Kabar?"

MENANGIS

Ada banyak hal yang ingin diutarakan, namun nyatanya saya tidak mampu Ada banyak hal yang ingin saya lakukan, namun nyatanya saya tidak mampu Ada banyak hal yang ingin saya selesaikan, namun nyatanya saya tidak mampu Ada banyak hal yang ingin saya suarakan, namun nyatanya saya hanya diam Ada sekelumit rasa yang tidak saya mengerti. Ada perasaan hampa yang tiba-tiba datang ke dalam tubuh ini, Ada sekelumit rasa yang membuat saya merintih dan lagi-lagi tertatih. sukmaku sedang terluka, oleh siapa? tak ada yang sedang memaki, tak ada yang sedang mencaci, Aku tidak mengerti, mengapa beberapa hari ini aku selalu mempertanyakan mengenai sebuah entitas diri. sebuah pertanyaan tentang kehidupan? Sebuah pertanyaan tentang kebermanfatan. aku tidak sanggup, niatku telah berubah haluan. Aku lelah, aku kalah! Aku mangkir dari hasrat dunia. ya Allah, aku lemah, izinkan aku menangis! Sekali lagi. Aku merindukan tangisan-tangisan kecil di sepertiga malamku, Aku merindukan sa

KONTEMPLASI

KONTEMPLASI        Hari ini, lagi dan lagi saya menampar diri saya sendiri. Barusan, saya membaca blog teman saya, hai Ay, semoga lo selalu sehat di belanda. Isi blognya selalu menarik perhatian saya, karena isinya selalu berbobot. Membuat saya yang malas berpikir ini menjadi berpikir, paling engga tulisannya berhasil membuat saya berkontemplasi.        Entah mengapa, tulisan doi selalu memberikan saya insight, tentang memandang sesuatu, apalagi doi lagi exchange ke Belanda, harusnya tahun ini doi siap siap koas, tapi dia memutuskan untuk mengambil kesempatan meninggalkan Indonesia. Syukurlah dia memilih untuk mengambil kesempatan itu, saya jadi sedikit paham mengenai atmosfer tinggal di Belanda.    Dari tulisan-tulisannya, saya melihat, betapa Aya adalah seorang yang sangat skeptis dan menggunakan nalarnya dengan baik. The way she thinks always gimme an insight. Gak tau kenapa selalu ada informsi baru yang saya dapat, seperti tulisannya yang berjudul "Apakah Indonesia Meng

Contemplation

Contemplation       Hari ini, banyak banget kejadian dan ide ide liar yang ingin aku tuliskan. Namun, lagi dan lagi aku hanya berdiam diri dan lambat untuk menggerakkan tangan ini menari di atas keyboard laptop kesayanganku. Rasa lelah, lesu, dan demotivasi yang tinggi membuatku enggan untuk bergerak. Ditambah lagi dengan tubuh yang benar-benar lemas, sepertinya aku kekurangan asupan B12, badanku benar-benar lemas, atau jangan-jangan karena jadwal tidurku yang tidak teratur?         Baiklah, aku akan menganalisnya, setidaknya saat ini aku memiliki waktu 15 menit untuk menulis sekaligus merenung dan menganalisa.              Hari ini, aku merasa lemas sekali, ketika bangun tidur, semua badanku terasa lemah, malas untuk bergerak dan sebagainya. Sepertinya, ini disebabkan oleh minuman tadi malam, eh tunggu, apakah benar minuman itu yang membuatku lemas? Mengapa aku menyalahkan minuman tadi malam? bukankah minuman itu hanya terbuat dari serbuk avoocado dicampur susu dan bubble? Buka

Kekurangan

Kekurangan        Pagi ini, gue sedikit merenung. Lagi-lagi gue seneng merenungi hal-hal yang kadang perlu untuk direnungi. Dari perenungan ini, gue nyadar; banyak banget sifat yang HARUS diubah. Contohnya tentang mengontrol diri agar tidak terpengaruh sama ligkungan luar. Asli, gue masih ngerasa sulit banget untuk gak kepengaruh sama attitude dan sifat seseorang. Ya karena gue gedeg dan gak bisa nerima aja  ama sifat-sifat para penjilat, yang bisanya ya you know lah, manis di depan pahit di belakang, terus gue juga gedeg ama orang-orang yang gak bisa bersikap sopan. Asli, gue tuh sebel banget banget banget ama orang orang yang kayak gitu.       Terus, karena gue adalah tipe orang yang TIDAK BISA BOHONG, dan kata temen, gue orangnya nyablak, gak suka ya gak suka, suka ya suka, dan hal itu bener-bener berpengaruh terhadap attitude gue, sikap gue bakal nunjukkin kalau gue gak suka, dan gak bisa dipaksa untuk suka. Well, kedengarannya sangat keras kepala, tapi bener, gue bakalan kayak
Kenapa Tidak Produktif?       Malam ini, aku sedang merenung. Tentang sebuah pencapaian demi pencapaian yang aku raih. Baik lah, sebelum kalian semua  salah paham dengan tulisanku, akan kujelaskan terlebih dahulu tentang makna pencapaian yang aku maksud.         Beberapa bulan yang lalu, aku benar-benar berusaha untuk memerangi diri agar menjadi orang yang produktif dan tidak menyia-nyiakan waktu. Aku benar-benar bosan dengan rutinitas yang kuhabiskan HANYA UNTUK BERSELANCAR DI SOSIAL MEDIA, sungguh sosial media benar-benar menyita watu, tenaga, dan keproduktivitasanku. huuuuuft.... so i decided to get rid of social media dari hapeku wkwkwkk. Jadi, aku uninstall aja tuh instagram dari handphone karena aku mikir, aku terlalu sering buka ig tanpa ada alasan yang mendasar, cuman buat scroll scroll gak jelas :(...            Hari pertama uninstall instagram, ada rasa lega dan sedikit canggung. Biasanya sering buka hape untuk ngecheck instagram yang tidak banyak faedahnya. Hari pertama
Kapan             Pernah gak sih kalian berpikir   “Kapan ya aku bisa serajin dia?” “Kapan ya aku bisa seprestatif dia?” “Kapan ya aku bisa sealim dia?” “Kapan ya aku bisa se syar’i dia?’   “Kapan ya aku bisa se kalem dia?” “Kapan ya, aku bisa sebaik dia?”   Dan “Kapan ya aku bisa ngafal Qur’an?”          Pertanyaan-pertanyaan itu sering banget muncul dibenakku. Entah berupa kecemasan atau justru sebuah renungan. Rasanya, pertanyaan kapan akan selalu menuntut jika aku hanya diam. Harusnya, ada sebuah tindakan yang diambil. Bukan diam, membiarkan pertanyaan kapan selalu menghantui setiap kesendirian. Harusnya, ada sebuah jawaban yang bisa aku persembahkan. Bukan justru diam, membiarkan pertanyaan kapan selalu beranak pinak tanpa penumpasan. Bukankah pertanyaan kapan akan terjawab ketika waktu telah dimanfaatkan untuk sebuah jawaban. Bukankah pertanyaan kapan akan terjawab dengan sebuah   kepastian. Entah itu sekarang, nanti, besok, atau lusa.
Masuk Kelas Hipnotis!      Pagi itu, aku duduk di kursi paling depan, tepat di depan kursi pengajar. Hari itu, merupakan hari ke duaku masuk kuliah di blok 5. Rasanya masih tidak menyangka, aku telah menyentuh blok 5. ada sedikit rasa haru dan kecewa, haru karena aku sudah melalu seperempat perjalanan blok di masa kuliahku, kecewanya karena aku masih saja belum bisa memenangkan lomba apapun pada titik ini, aku rasa, aku terlalu memanjakan diri sehingga terlena dengan waktu! Baiklah, kembali ke topik awal.      Pagi itu, aku mencium aroma akan dimarahi oleh seorang dosen karena pj beliau lupa memberi tahu ruangan mana yang harus beliau masukki.       "2017" Dengan nada sedikit meninggi seseorang masuk menuju kursi di depanku dengan muka yang dipenuhi peluh dan amarah.        "Kalian ini gimana sih?! Beneran mau kuliah sama saya atau engga?! kok saya gak dikasih tau ngisi di ruang kuliah mana?! kalian membiarkan saya bolak-balik ke admin buat cari ruangan kalian?
Merekam Perasaan Hari ini, banyak sekali kejadian yang membuat saya harus ektra kerja keras melawan rasa malas. Terlalu banyak agenda yang harus dilakukan. Namun, di antata itu semua, ada list aktivitas yang membuat saya sedikit sumringah, acara di Yayasan Anak Bangsa.  Hari ini, anak-anak di yayasan membuat saya sadar bahwa saya harus meluangkan waktu untuk mereka. Antusias mereka membuat hati saya berbunga-bunga, meski ricuh dan pengulangan kalimat "Kakak tolong," "kakak lem kan," "Kakak aku duluan yang antri" selalu terdengar setiap detik, tetapi saya senang. Saya bahagia berada di antar mereka semua.  Rasanya, saya tidak ingin mengakhiri moment menyenangkan itu bgitu saja. Namun, sayang. Amanah lain sedang menunggu di kampus. Baiklah, saya cukupkan upaya untuk merekam perasaan yang saya rasakan saat ini. Sampai jumpa di tulisannail lainnya. :)
Tulisan ini Untuk Kamu oleh Aku yang sedang berkutat dengan semester tiga       Hai, apa kabar? semoga harimu selalu dilimpahi keberkehan. Ini adalah hari kesekianku yang sedang berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.         Hai, apa kabar? Semoga harimu selalu diridhoi Allah. ini adalah hari kesekianku untuk berjuang meningkatkan kapasitas diri.         Hai, apa kabar? Semoga harimu selalu dipenuhi dengan rasa syukur.Ini adalah hari kesekianku yang berkutat pada ujian blok 5. Teruntuk kamu yang membaca tulisan ini, sebenernya, tulisan ini tidak memiliki makna yang mendalam. Aku hanya ingin menuliskan sesuatu. Itu saja, setidaknya, aktivitas ini membuatku sedikit lega dengan rutinitas yang itu-itu saja.  JANGAN NGELUH!!! JALANIN!!! CAPEK BELAJAR! ISTIGFAR! CAPE LAGI! NIKMATI TERUS! MINTA SAMA ALLAH BUAT DIPERMUDAH DAN SELALU DIMUDAHKAN.... SEMAGAT SEMANGAT SEMANGAAAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Waktu by Nailassirri Ariati      Waktu merupakan hal penting di dalam hidup ini, semua orang hidup menggunakan waktu. Tidak ada satu makhluk pun yang hidup  tanpa memerlu kan waktu. Jika pun ada, berarti ia telah mati bukan(?) kata orang, waktu adalah sebuah modal bagi setiap insan yang bernapas. Yah modal untuk berjuang menuju jalan-Nya. Banyak orang merugi akibat tak mampu mengelola modalnya dengan baik, termasuk aku.       Tulisan ini kubuat untuk merefleksikan diri tentang bagaimana seharusnya memanajemen waktu dengan arif. Kata Ustadz Adi Hidayat, banyak manusia yang merugi karena tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, waktunya habis untuk bermain gadget, nongkrong, melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama.  Sungguh! orang-orang semacam ini akan merugi di akhirat. Lantas, bagaimana cara agar kita dapat menjadi orang yang mampu mengelola modal dengan baik? jawabannya adalah belajar dan berlatih untuk menginvestas
Kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi.... Suatu saat, akan saya tulis perjalanan saya mencari kuliah hingga akhirnya saya bersemayam di Fakultas ini. Fakultas yang mambuatku sadar bahwa hidaup tak dapat dilalui sendiri tetapi bersama-sama. Namun, pertanggungjawabannya tetap ada pada diri sendiri. Itulah kiranya yang saya dapat selama saya kuliah di FKG. lain kali akan saya ceritakan juga suka dan dukanya kuliah di fakultas ini.