Langsung ke konten utama

Pulang

       Kemarin, saya pulang ke rumah orangtua. Niatnya pulang cepat, karena saya selesai kuliah sekitar pukul setengah empatan dan sampai rumah sekitar pukul 4 sore. Saya memutuskan untuk mencuci pakaian dan merapikan kamar, menyetrika, dan bersih-bersih rumah. Prediksi saya selesai pukul 5 an ternyata tidak, lebih dari itu. Saya menyelesaikan pekerjaan sekitar pukul 6 kurang 5 menit. Yah, kurang lebih segitu. 
      "astaghfirullah, udah jam 6 aja." Setelah menyadari bahwa ternyata saya akan pulang ke rumah dalam kondisi gelap, saya langsung bergegas menyelesaikan pekerjaan dan langsung memakai pakaian untuk pulang. Saya ingat betul ketika mengunci rumah sudah pukul 06.01 P.M
       "Ya Allah, ini 23 menit lagi akan adzan magrib."
   Berhubung kemarin saya sedang kedatangan tamu bulanan, jadi masalah sholat magrib terpecahkan. Lalu, mengenai magrib-magrib keluyuran di jalan? ah sudahlah, niat saya pulang ke rumah untuk bertemu dengan orangtua, bukan keluyuran atau apapun itu. Kalaupun terjadi apa-apa yang penting niat saya sudah dianggap benar.
      Saya benar-benar memberanikan diri pulang jam segitu, padahal jarak tempuh rumah yang saya huni dengan orangtua sekitar satu jam an, atau kadang lebih tergantung kecepatan. Ketika saya pulang kemarin, langit benar-benar sedang bersahabat kepada saya, ia terlihat begitu indah dan masih menunjukkan tanda-tanda penerangan dari cahaya matahari. Aku terkagum-kagum, "Ma syaa Allah."
      Setelah, adzan magrib dikumandangkan, matahari mulai turun dan berwarna jingga. Dan saat itu, saya mulai was-was memikirkan apa yang sedang saya lakukan. Mengapa saya nekad pulang dalam keadaan seperti ini. mengapa? Namun, pertanyaan itu saya gubris, meskipun sebenarnya saya sedikit takut karena perjalanan yang saya tempuh benar0benar sepi dan yah bisa dikatakan melewati hutan hehehe...
      Pada perasaan yang gelisah itu saya berkata pada diri sendiri,
      "Wahai Naila, lihatlah disekelilinmu, saat ini kamu sedang sendirian mengendarai sepeda motor, tidak ada satu orangpun yang menemanimu atau membersamaimu. Lihatlah alam ini, begitu luas, langitnya begitu indah namun ia sudah menampakkan keganasannya 'Gelap' tanpa secercah penerangan. Hari ini kamu beruntung Nai, kamu masih naik motor yang memiliki sumber penerangannya sendiri. Coba, kamu banyangkan ketika kamu berada di yaumul hisab, dihari perhitungan, di hari pembalasan, no one will accompany you, you will go to the judgement by yourself. No one can Help except Allah. Sekarang, hari ini. Aku ingin bertanya kepadamu, bukankah keadaan seperti ini sangat menakutkan bukan? Lalu, apakah kamu tidak takut jika di akhirat tidak akan ada satu orangpun yang akan menemanimu. Kamu akan berjalan sendiri menuju hari pembalasan yang semua perbuatan-perbuatan kecilmu akan diperhitungkan. Namun, jangan lupa juga bahwa kebaikan-kebaikan kecilmu akan sangat berarti ketika di yaumil akhir nanti."

       "Mungkin kemarin-kemarin  kita masih bersenang-senang menikmati keindahan dan pencapaian-pencapaian di dunia. Namun,  aku sangat harap, kejadian kemarin akan membuatmu bealajar bahwa hidup di dunia ini hanya mampir, hanya sesaat. Persiapkan bekal terbaikmu, berkumpullah dengan orang-orang shalihah lagi, berkumpulah dengan orang-orang yang merindu syurga jangan berkumpul dengan orang-orang pendamba dunia. Ingatlah, ingat mati. Dunia tidak akan berarti jika Allah telah kau imani." 

      Kemarin, adalah hari di mana aku tidak hanya menuju pulang ke rumah, tetapi juga belajar tentang makna pulang yang sesungguhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWKWARD FEELING Gak kerasa banget, usiaku sudah menginjak seperempat abad. Rasanya masih gak percaya, aku sudah berjalan selama ini. Ada berbagai macam perasaan yang sudah pernah dirasakan. Kepuasan, kesenangan, kesedihan, kecewa, dan kehilangan.  Sejauh aku melangkah, aku baru menyadari satu hal bahwa aku tidak pernah benar-benar menyelesaikannya degan tuntas. Mengembangkan bakat menulis, ketika udah menang dan masuk nominasi beberapa kali, aku merasa cukup. Puas. Dulu juga gitu, ketika aku belajar persiapan SBMPTN, nilai tryoutku sempat masuk ke nilai tertinggi pertama, setelah mencapai itu, semangat belajarku menurun dan rankingnya jatuh. Untungnya ada pak Anggi, yang ngeboost semangatku buat bangkit lagi. Pun dengan dunia kreativitas, ketika aku merasa cukup puas dengan hasil editingku, ya sudah. Cukup sampai di sana.  Pun dengan menghafal Qur'an, udah hafal beberapa juz, eh melempem. Akhirnya, sekarang hafalan Qur'annya tertinggal kepingan kepingan semata. Sebenarnya, ada...

Apa Kabar?

      Hal pertama yang ingin  ku tanyakan pada diri sendiri adalah "Apa kabar?" Sungguh, pertanyaan itu bukan sekadar pertanyaan biasa. Begitu sulit untuk menjawab pertanyaan "Apa Kabar?" Apakah permasalahan yang sedang kuhadapi kali ini begitu kompleks sehingga menjawabnya saja aku harus berpikir keras?       Atau mungkin, perasaan hampa yang sedang menyerangkulah yang telah meruntuhkan semua argumentasi-argumentasi untuk menjawab pertanyaan itu? Entahlah, rasnya beberapa hari ini aku terus menerus mengevaluasi diriku sendiri. Bukan untuk menghukumi diri sendiri atas pertanyaan-pertanyaan retoris itu, hanya saja aku membutuhkan penjelasan atas apa yang diriku sendiri perbuat. Apakah hal tersebut merepresentasikan bahwa aku masih terlalu sering menuntut diriku agar bisa melakukan ini dan itu? Apakah diriku terllau lelah untuk memenuhi ekspetasi diri sendiri? Entahlah.            "Hai kamu, iya kamu, diriku se...
Waktu by Nailassirri Ariati      Waktu merupakan hal penting di dalam hidup ini, semua orang hidup menggunakan waktu. Tidak ada satu makhluk pun yang hidup  tanpa memerlu kan waktu. Jika pun ada, berarti ia telah mati bukan(?) kata orang, waktu adalah sebuah modal bagi setiap insan yang bernapas. Yah modal untuk berjuang menuju jalan-Nya. Banyak orang merugi akibat tak mampu mengelola modalnya dengan baik, termasuk aku.       Tulisan ini kubuat untuk merefleksikan diri tentang bagaimana seharusnya memanajemen waktu dengan arif. Kata Ustadz Adi Hidayat, banyak manusia yang merugi karena tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, waktunya habis untuk bermain gadget, nongkrong, melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama.  Sungguh! orang-orang semacam ini akan merugi di akhirat. Lantas, bagaimana cara agar kita dapat menjadi orang yang mampu mengelola modal dengan baik? jawabannya ad...