Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Pulang

       Kemarin, saya pulang ke rumah orangtua. Niatnya pulang cepat, karena saya selesai kuliah sekitar pukul setengah empatan dan sampai rumah sekitar pukul 4 sore. Saya memutuskan untuk mencuci pakaian dan merapikan kamar, menyetrika, dan bersih-bersih rumah. Prediksi saya selesai pukul 5 an ternyata tidak, lebih dari itu. Saya menyelesaikan pekerjaan sekitar pukul 6 kurang 5 menit. Yah, kurang lebih segitu.        "astaghfirullah, udah jam 6 aja." Setelah menyadari bahwa ternyata saya akan pulang ke rumah dalam kondisi gelap, saya langsung bergegas menyelesaikan pekerjaan dan langsung memakai pakaian untuk pulang. Saya ingat betul ketika mengunci rumah sudah pukul 06.01 P.M        "Ya Allah, ini 23 menit lagi akan adzan magrib."    Berhubung kemarin saya sedang kedatangan tamu bulanan, jadi masalah sholat magrib terpecahkan. Lalu, mengenai magrib-magrib keluyuran di jalan? ah sudahlah, niat saya pulang ke rumah untuk bertemu dengan orangtua, bukan keluyura

Apa Kabar?

      Hal pertama yang ingin  ku tanyakan pada diri sendiri adalah "Apa kabar?" Sungguh, pertanyaan itu bukan sekadar pertanyaan biasa. Begitu sulit untuk menjawab pertanyaan "Apa Kabar?" Apakah permasalahan yang sedang kuhadapi kali ini begitu kompleks sehingga menjawabnya saja aku harus berpikir keras?       Atau mungkin, perasaan hampa yang sedang menyerangkulah yang telah meruntuhkan semua argumentasi-argumentasi untuk menjawab pertanyaan itu? Entahlah, rasnya beberapa hari ini aku terus menerus mengevaluasi diriku sendiri. Bukan untuk menghukumi diri sendiri atas pertanyaan-pertanyaan retoris itu, hanya saja aku membutuhkan penjelasan atas apa yang diriku sendiri perbuat. Apakah hal tersebut merepresentasikan bahwa aku masih terlalu sering menuntut diriku agar bisa melakukan ini dan itu? Apakah diriku terllau lelah untuk memenuhi ekspetasi diri sendiri? Entahlah.            "Hai kamu, iya kamu, diriku sendiri. Apa Kabar?"

MENANGIS

Ada banyak hal yang ingin diutarakan, namun nyatanya saya tidak mampu Ada banyak hal yang ingin saya lakukan, namun nyatanya saya tidak mampu Ada banyak hal yang ingin saya selesaikan, namun nyatanya saya tidak mampu Ada banyak hal yang ingin saya suarakan, namun nyatanya saya hanya diam Ada sekelumit rasa yang tidak saya mengerti. Ada perasaan hampa yang tiba-tiba datang ke dalam tubuh ini, Ada sekelumit rasa yang membuat saya merintih dan lagi-lagi tertatih. sukmaku sedang terluka, oleh siapa? tak ada yang sedang memaki, tak ada yang sedang mencaci, Aku tidak mengerti, mengapa beberapa hari ini aku selalu mempertanyakan mengenai sebuah entitas diri. sebuah pertanyaan tentang kehidupan? Sebuah pertanyaan tentang kebermanfatan. aku tidak sanggup, niatku telah berubah haluan. Aku lelah, aku kalah! Aku mangkir dari hasrat dunia. ya Allah, aku lemah, izinkan aku menangis! Sekali lagi. Aku merindukan tangisan-tangisan kecil di sepertiga malamku, Aku merindukan sa

KONTEMPLASI

KONTEMPLASI        Hari ini, lagi dan lagi saya menampar diri saya sendiri. Barusan, saya membaca blog teman saya, hai Ay, semoga lo selalu sehat di belanda. Isi blognya selalu menarik perhatian saya, karena isinya selalu berbobot. Membuat saya yang malas berpikir ini menjadi berpikir, paling engga tulisannya berhasil membuat saya berkontemplasi.        Entah mengapa, tulisan doi selalu memberikan saya insight, tentang memandang sesuatu, apalagi doi lagi exchange ke Belanda, harusnya tahun ini doi siap siap koas, tapi dia memutuskan untuk mengambil kesempatan meninggalkan Indonesia. Syukurlah dia memilih untuk mengambil kesempatan itu, saya jadi sedikit paham mengenai atmosfer tinggal di Belanda.    Dari tulisan-tulisannya, saya melihat, betapa Aya adalah seorang yang sangat skeptis dan menggunakan nalarnya dengan baik. The way she thinks always gimme an insight. Gak tau kenapa selalu ada informsi baru yang saya dapat, seperti tulisannya yang berjudul "Apakah Indonesia Meng