Langsung ke konten utama

Questionable

     Semakin bertambahnya usia, aku semakin sering terpikir tentang kematian. Namun, di satu sisi, naluriah sebagai manusia yang seolah-olah hidup selamanya masih bersarang di dalam diriku. sama seperti hari ini, hari ini aku ingin sekali ke Banjarmasin Post mengikuti kegiatan Forum Lingkar Pena. Sungguh, dengan jadwal yang padat, aku berdoa kepada Allah "Ya Allah, Mudahkan Naila untuk ke Banjarmasin Post." entah dengan cara apa, ternyata hari ini aku hanya memiliki jadwal skill di pagi hari. Alhamdulillah, betapa baik Allah kepadaku. Namun, menjelang waktu dhuhur, seketika awan berubah menjadi mendung, hujan deras pun tiba. Aku bergegas ke mushola, karena pada saat itu dhuhur telah tiba. Kuseru panggilan Allah dan tidak memperdulikan perut yang sedang lapar hehehe
     Singkat cerita, di dalam sholat aku berdoa, ya Allah, hamba ingin ke acara Forum Lingkar Pena. qodarullah, pukul 13.39 hujan berhenti, dan akupun bisa pergi ke sana. Alangkah baiknya Allah kepadaku, aku mendapatkan banyak ilmu mengenai bagaimana menulis novel dengan gaya yang memiliki ruh dan menarik untuk dibaca, tidak sekadar buat saja seperti narasi yang saat ini aku tulis. Ma Syaa Allah, banyak sekali ilmu yang kudapat, sungguh, jika kita melibatkan Allah dalam setiap perkara, niscaya Allah akan mempermudah jalan kita menujunya.

     Selepas acara, aku sholat di masjid majjedi, karena aku sangat menyukai masjid ini. Masjidnya orang muhamadiyah memang enak, alasan utamanya karena tempat wudhunya enak dijangkau dan tidak menyebabkan aurat terlihat. Mantab lah pokoknya, setelah itu aku merenung. berpikir sejenak. Ketika hujan deras di hari minggu sore lalu, padahal tinggal sedikit lagi aku akan sampai ke rumah tahfidz, nyatanya aku terhenti di masjid majeddi untuk menunaikan sholat asar dan ketika aku berada di masjid itu, kondisi pakaian serta kaos kakiku basah, kondisi itu membuatku memutuskan untuk pulang dan tidak mengikuti kegiatan keagaamaan yang jelas banyak manfaatnya. Huft. Aku heran dengan diriku sendiri. Mengapa mengikuti kegiatan keagamaan membutuhan effort yang sungguh besar, mengapa doa-doa agar bisa hadir di majelis ilmu yang membahas tentang agama justru minim. Ya Allah, apakah orientasiku terhadap sesuatu telah bergeser hingga aku bisa seperti ini. jika iya, aku memohon agar Engkau mudahkan jalanku untuk kembali menuju-Mu. Tak ingin yang lain. Hanya menuju-Mu, sisanya bonus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maybe if i,  woke up in the morning,  hearing your voice,  maybe if i was with you maybe if we spent our difficult days together,  what would we have been to us? The distance between you and me  It never seems to disappear I was frozen with my words and your words If by chance we meet again  If i were do something for you,  Will it change a little? For the reason why we had to break up, I would fix it and try try try (to fix it),  so, can i hug you?  There are different pieces of memory,  Out the feelings of longing that resemble each other Only if you, If you come
DEAR NO ONE I like being independent Not so much of an investment No one to tell me what to do I like being by myself Don't gotta entertain anybody else No one to answer to But sometimes, I just want somebody to hold Someone to give me the jacket when it's cold Got that young love even when we're old sometimes, I want someone to grab my hand Pick me up, pull me close, be my man I will love you till the end So if you're out there, I swear to be good to you But I'm done lookin' for my future someone 'Cause when the time is right You'll be here, but for now Dear no one, this is your love song I don't really like big crowds I tend to shut people out I like my space But I'd love to have a soul mate And God'll give him to me someday And I know it'll be worth the wait So if you're out there, I swear to be good to you But I'm done lookin' for my future someone 'Cause when the time is right You'll be here, but for now Dear no o
Tulisan random malam ini Beberapa waktu ini, aku ngelihat story orang-orang yang dulu menyatakan serius ingin menikahiku, atau laki-laki yang dulu pernah mencoba mendekatiku. Satu per satu dari mereka mulai menemukan seseorang yang membuatnya merasa utuh. Seneng sekaligus menjawab pertanyaanku dulu sih. Apakah mungkin? ada orang yang mau bertahan, menungguku tanpa sebuah kepastian sampai akhirnya aku benar-benar menyelesaikan pendidikanku lalu mengiyakan dia untuk mengetuk pintu orangtuaku. Apakah mungkin, ada orang yang sesabar itu, menunggu aku yang bisa saja ditunggu orang lain juga? Aku tidak terlalu yakin dengan itu. Aku tidak pernah mengiyakan orang-orang yang datang untuk serius sebab pendidikanku masih berlangsung. Pun tidak pernah mau agar dia menungguku hingga selesai. Rasanya, ucapan bersedia ditunggu akan membuatku terikat, tidak bebas dengan ikatan yang Allah tidak suka. Orang orang sering menyebutnya sebagai komitmen. Huh, ada ada saja. Menurutku, kata komitmen sama saja