Langsung ke konten utama
Siapa yang Menjamin?

"Siapa yang menjamin?" Ucapnya tegas. Aku terdiam.
"Siapa yang menjamin alurnya akan sesuai dengan rencanamu?"
"Siapa yang menjamin keinginanmu, kemauanmu, serta harapanmu akan selalu sama dengan apa yang Tuhan berikan kepadamu?"
Aku masih terdiam. 
"Kita tidak pernah tahu ujungnya seperti apa. Yang jelas, Tuhan akan memberikan apa  yang kamu butuhkan. Bukan apa yang kamu inginkan. Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu, sedangkan kamu tidak, Nai."
Aku masih terdiam. Membiarkan teguran dan kericuhan pikiranku; yang sedang mengebalikan kewarasan diri.

"Bisa hancur masa depanmu jika menyandarkan apalagi menyerahkan hatimu kepada makhluk-Nya."

"Berikan hatimu, hanya dan hanya kepada Tuhanmu!"

*Aku tahu, ini memang mudah untuk ditulis, tapi membutuhkan pembelajaran seumur hidup. Untuk menyerahkan hati dan cinta, hanya dan hanya kepada-Nya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWKWARD FEELING Gak kerasa banget, usiaku sudah menginjak seperempat abad. Rasanya masih gak percaya, aku sudah berjalan selama ini. Ada berbagai macam perasaan yang sudah pernah dirasakan. Kepuasan, kesenangan, kesedihan, kecewa, dan kehilangan.  Sejauh aku melangkah, aku baru menyadari satu hal bahwa aku tidak pernah benar-benar menyelesaikannya degan tuntas. Mengembangkan bakat menulis, ketika udah menang dan masuk nominasi beberapa kali, aku merasa cukup. Puas. Dulu juga gitu, ketika aku belajar persiapan SBMPTN, nilai tryoutku sempat masuk ke nilai tertinggi pertama, setelah mencapai itu, semangat belajarku menurun dan rankingnya jatuh. Untungnya ada pak Anggi, yang ngeboost semangatku buat bangkit lagi. Pun dengan dunia kreativitas, ketika aku merasa cukup puas dengan hasil editingku, ya sudah. Cukup sampai di sana.  Pun dengan menghafal Qur'an, udah hafal beberapa juz, eh melempem. Akhirnya, sekarang hafalan Qur'annya tertinggal kepingan kepingan semata. Sebenarnya, ada...
 Hidup yang terus berjalan Gak kerasa banget, hampir 6 tahun aku menempuh pendidikan. Rasanya seperti baru kemarin aku masuk kuliah. Sejauh ini, aku sangat menikmati hidupku yang kata orang orang sudah seharusnya memiliki partner.  But, im still single without someone special until right away.  I just love to grow with myself, dan sampai saat ini, kayaknya terlalu nyaman dengan hidup sendiri. Bahaya juga sih hahahaa Hidup tanpa memiliki pacar, memiliki gebetan, atau bahkan seseorang dengan komitmen saling menunggu. i dont have those things. Setiap kali ada yang mengajakku untuk "berkomitmen" sembari menunggu masa studiku selesai, aku selalu menolaknya karena merasa "untuk apa?" aku gak mau terikat. Bagiku, berkomitmen sama halnya dengan pacaran secara halus huee. Sedangkan pacaran adalah sebuah hal yang bertentangan dengan value serta prinsip yang aku pegang. Jadi, aku selalu bilang. "Mohon maaf, untuk saat ini aku tidak mau terikat dengan siapapun. Tidak mau d...