00.25 a.m. 2 Januari 2021
Teruntuk laki laki yang membaca: hanya ingin berpesan. Kalau serius ngajakin nikah, taarufnya sesuai syariat yuk. Aku tahu, aku gak bener-bener amat jadi orang. Sengkleknya banyak. Namun, untuk masalah hidup berpasangan, aku maunya dijemput dengan cara terbaik. Melalui taaruf dengan perantara, saya dengan ustadzah saya, anda dengan orang yang anda percayakan. Bukan begitu lebih adil dan lebih terhormat?
Teruntuk perempuan, jika ada laki-laki yang benar ingin meminangmu, pastikan dulu ia berani mengajak berkenalan dengan perantara. Sebab, perantara ini menghindari dari rasa yang berlarut-larut.
Oia, mau ngingetin aja.
Kalau taaruf, kan artinya kenalan ya.
Kalau dalam proses taaruf dirasa salah satu tidak cocok, ya tidak bisa dipaksakan. Kata Mba Najwa, perihal jodoh hanya bisa dipilih melalui perasaan. Tapi kata ustadzahku, memilih jodoh tidak sekadar iya aku mau, tapi perlu dihilat sifatnya seperti apa, kalau marah gimana, salat lima waktunya di mana. Visi dan misi hidupnya seperti apa, kebiasaan baik serta buruknya seperti apa. Kalau hal-hal itu bisa ditoleransi ketika kamu hidup bersamanya kelak, ya mangga silakan. Kalau engga, dan gak mampu. Mengapa harus dipaksakan.
Aku menulis ini karena di tahun 2020, mendapat cerita ada yang ngajak taaruf, tapi lewat jalur gelap. Tidak ingin diketahui orang kecuali dirinya dan orang yang dibidiknya. Bukan begitu caranya taaruf.... Hehe
Teruntuk laki laki yang membaca: hanya ingin berpesan. Kalau serius ngajakin nikah, taarufnya sesuai syariat yuk. Aku tahu, aku gak bener-bener amat jadi orang. Sengkleknya banyak. Namun, untuk masalah hidup berpasangan, aku maunya dijemput dengan cara terbaik. Melalui taaruf dengan perantara, saya dengan ustadzah saya, anda dengan orang yang anda percayakan. Bukan begitu lebih adil dan lebih terhormat?
Teruntuk perempuan, jika ada laki-laki yang benar ingin meminangmu, pastikan dulu ia berani mengajak berkenalan dengan perantara. Sebab, perantara ini menghindari dari rasa yang berlarut-larut.
Oia, mau ngingetin aja.
Kalau taaruf, kan artinya kenalan ya.
Kalau dalam proses taaruf dirasa salah satu tidak cocok, ya tidak bisa dipaksakan. Kata Mba Najwa, perihal jodoh hanya bisa dipilih melalui perasaan. Tapi kata ustadzahku, memilih jodoh tidak sekadar iya aku mau, tapi perlu dihilat sifatnya seperti apa, kalau marah gimana, salat lima waktunya di mana. Visi dan misi hidupnya seperti apa, kebiasaan baik serta buruknya seperti apa. Kalau hal-hal itu bisa ditoleransi ketika kamu hidup bersamanya kelak, ya mangga silakan. Kalau engga, dan gak mampu. Mengapa harus dipaksakan.
Aku menulis ini karena di tahun 2020, mendapat cerita ada yang ngajak taaruf, tapi lewat jalur gelap. Tidak ingin diketahui orang kecuali dirinya dan orang yang dibidiknya. Bukan begitu caranya taaruf.... Hehe
😊🚀
BalasHapus