Langsung ke konten utama

 Hidup yang terus berjalan

Gak kerasa banget, hampir 6 tahun aku menempuh pendidikan. Rasanya seperti baru kemarin aku masuk kuliah. Sejauh ini, aku sangat menikmati hidupku yang kata orang orang sudah seharusnya memiliki partner. 

But, im still single without someone special until right away. 

I just love to grow with myself, dan sampai saat ini, kayaknya terlalu nyaman dengan hidup sendiri. Bahaya juga sih hahahaa

Hidup tanpa memiliki pacar, memiliki gebetan, atau bahkan seseorang dengan komitmen saling menunggu. i dont have those things.

Setiap kali ada yang mengajakku untuk "berkomitmen" sembari menunggu masa studiku selesai, aku selalu menolaknya karena merasa "untuk apa?" aku gak mau terikat. Bagiku, berkomitmen sama halnya dengan pacaran secara halus huee. Sedangkan pacaran adalah sebuah hal yang bertentangan dengan value serta prinsip yang aku pegang. Jadi, aku selalu bilang. "Mohon maaf, untuk saat ini aku tidak mau terikat dengan siapapun. Tidak mau ditunggu maupun menunggu. Sebab kita gak pernah tahu ke depannya akan seperti apa. Apakah dia akan menemukan seseorang yang lebih tepat dengan dia atau sebaliknya, aku bertemu dengan seseorang yang jauh membuatku merasa "He is the one" Eaaa

So, i never want a promise since im not ready yet,

Jadi, sejauh ini, aku masih sendiri tanpa ada komunikasi dengan lawan jenis yang sekadar nanyain daily life, or the person that i can share my story with. I just tell everything with my family especially to my brother. 


and yeah, here i am. I dont have any comitment with any other man.


Apakah aku menyesal melepaskan orang-orang baik itu pergi? NOPE.

Aku gak nyesel. Kok bisa?

Bapakku selalu bilang, yang datang sekarang, bisa saja datang lagi di waktu yang tepat, bisa juga gak balik lagi. Tapi ingat, yang datang kelak pasti jauh lebih baik dari yang sekarang.

Dulu aku iya iya aja. Setelah dipikir-pikir. Iya juga ya, yang datang kelak, pasti jauh lebih baik dari yang sekarang, meskipun orang yang datang adalah orang yang sama. Kok bisa? Bisa aja, sebab manusia sejatinya terus bertumbuh, belajar, dan memperbaiki apa yang bisa ia perbaikki. Yang saat ini gak sabaran, emosinya masih selapis tisu, bisa aja kelak kesabarannya setebal disertasi, kan? Bisa pula, ada hal-hal yang saat ini tidak ada di diri mereka, tetapi ada di diri mereka kelak. So, i do believe it. Orang yang datang kelak akan lebih baik dari yang kemarin mencoba mengetuk pintu rumah ayahku :D.

Anyway, I also do believe that the right person will come at the right time.

Umar bin khattab pernah bilang, kurang lebih kayak gini 

"Hatiku tenang ketika mengetahui apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku."

so, yeah, i do believe it.

Hey you! who ever you are, kelak, mari bertemu dalam taat.

With love, 
Your wife in the future (hiyaak wkwkakakakaa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan random malam ini Beberapa waktu ini, aku ngelihat story orang-orang yang dulu menyatakan serius ingin menikahiku, atau laki-laki yang dulu pernah mencoba mendekatiku. Satu per satu dari mereka mulai menemukan seseorang yang membuatnya merasa utuh. Seneng sekaligus menjawab pertanyaanku dulu sih. Apakah mungkin? ada orang yang mau bertahan, menungguku tanpa sebuah kepastian sampai akhirnya aku benar-benar menyelesaikan pendidikanku lalu mengiyakan dia untuk mengetuk pintu orangtuaku. Apakah mungkin, ada orang yang sesabar itu, menunggu aku yang bisa saja ditunggu orang lain juga? Aku tidak terlalu yakin dengan itu. Aku tidak pernah mengiyakan orang-orang yang datang untuk serius sebab pendidikanku masih berlangsung. Pun tidak pernah mau agar dia menungguku hingga selesai. Rasanya, ucapan bersedia ditunggu akan membuatku terikat, tidak bebas dengan ikatan yang Allah tidak suka. Orang orang sering menyebutnya sebagai komitmen. Huh, ada ada saja. Menurutku, kata komitmen sama saja ...
Kekuatan dari Apa yang Kamu Inginkan Oleh : Nailassirri Ariati             Saya adalah pelajar MAN I Yogyakarta yang di percaya sebagai duta Parlemen Remaja (Parja) nasional 2013 tahun lalu. Tak pernah terbayangkan, jika saya menjadi duta Parja dari DIY, awalnya saya hanya menulis sebuah essay yang berjudul “Bersatu untuk Indonesia Satu: Sinergisme Pemerintah, Masyarakat dan Pemuda guna Mempererat Nasionalisme.” Essay itulah yang mengantarkan saya duduk di kursi DPR RI pada tanggal 28 Oktober 2013, sungguh pengalaman serta kehormatan yang luar biasa bagi saya bisa duduk di kursi DPR RI. Tidak hanya duduk di kursi para anggota DPR RI, saya juga bertemu anggota-anggota DPR RI bahkan ketua DPR RI. Selain itu, kami DPR RI remaja diberi kehormatan untuk   menyusun Undang-Undang “Kepemudaan.” Sungguh, benar-benar hal yang baru untuk saya.             Parja dapat menyusun ...
Waktu by Nailassirri Ariati      Waktu merupakan hal penting di dalam hidup ini, semua orang hidup menggunakan waktu. Tidak ada satu makhluk pun yang hidup  tanpa memerlu kan waktu. Jika pun ada, berarti ia telah mati bukan(?) kata orang, waktu adalah sebuah modal bagi setiap insan yang bernapas. Yah modal untuk berjuang menuju jalan-Nya. Banyak orang merugi akibat tak mampu mengelola modalnya dengan baik, termasuk aku.       Tulisan ini kubuat untuk merefleksikan diri tentang bagaimana seharusnya memanajemen waktu dengan arif. Kata Ustadz Adi Hidayat, banyak manusia yang merugi karena tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, waktunya habis untuk bermain gadget, nongkrong, melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama.  Sungguh! orang-orang semacam ini akan merugi di akhirat. Lantas, bagaimana cara agar kita dapat menjadi orang yang mampu mengelola modal dengan baik? jawabannya ad...