Langsung ke konten utama
       Antara pencipta dan penikmat

Semua cerita itu tenatang diriku, kamu dan dia, semua itu fana, semua cerita itu belum tentu nyata kecuali kita benar-benar mengalaminya. termasuk ceritaku, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya, apakah itu nyata atau gak nyata.
       lagi-lagi cerita, cinta dan cita. Oh God, ijinkan aku untuk menuliskan cerita ini, dengan alur yang tak mengandung kata "galau". Galau itu bukan stylku, dan aku tak suka koar-koar dengan gaya bahasa yang frontal.
        mungkin karya-karyaku sebelumnya adalah cerita yang mengandung unsur-unsur galau. sudah lah lupakan , biarkan para pembaca menilainya, biarkan suara mereka menyerukan tulisanku. Yang saya tahu adalah jika saya menulis maka saya adalah pencipta, dan pencipta bebas berkarya, asalkan tak melanggar norma yang ada. penulis itu bebas, penulis itu tak perlu peraturan untuk membuat ceritanya. dan yang saya tahu adalah jika kamu, dia dan mereka adalah penikmat, penikmat karya, dan setiap orang memiliki imajinasinya masing-masing untuk mencerna setiap bait karya yang di hasilkan, jadi intinya semua itu bebas berimajinasi baik penikmat maupun penghasil.
       Karya itu indah, terkadang karya itu nyata atau bahkan hanya fiktif belaka. hanya penulis itu sendirilah yang mengerti dan mengetahui jika tulisannya benar atau bahkan imajinasi belaka :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWKWARD FEELING Gak kerasa banget, usiaku sudah menginjak seperempat abad. Rasanya masih gak percaya, aku sudah berjalan selama ini. Ada berbagai macam perasaan yang sudah pernah dirasakan. Kepuasan, kesenangan, kesedihan, kecewa, dan kehilangan.  Sejauh aku melangkah, aku baru menyadari satu hal bahwa aku tidak pernah benar-benar menyelesaikannya degan tuntas. Mengembangkan bakat menulis, ketika udah menang dan masuk nominasi beberapa kali, aku merasa cukup. Puas. Dulu juga gitu, ketika aku belajar persiapan SBMPTN, nilai tryoutku sempat masuk ke nilai tertinggi pertama, setelah mencapai itu, semangat belajarku menurun dan rankingnya jatuh. Untungnya ada pak Anggi, yang ngeboost semangatku buat bangkit lagi. Pun dengan dunia kreativitas, ketika aku merasa cukup puas dengan hasil editingku, ya sudah. Cukup sampai di sana.  Pun dengan menghafal Qur'an, udah hafal beberapa juz, eh melempem. Akhirnya, sekarang hafalan Qur'annya tertinggal kepingan kepingan semata. Sebenarnya, ada...
Tulisan random malam ini Beberapa waktu ini, aku ngelihat story orang-orang yang dulu menyatakan serius ingin menikahiku, atau laki-laki yang dulu pernah mencoba mendekatiku. Satu per satu dari mereka mulai menemukan seseorang yang membuatnya merasa utuh. Seneng sekaligus menjawab pertanyaanku dulu sih. Apakah mungkin? ada orang yang mau bertahan, menungguku tanpa sebuah kepastian sampai akhirnya aku benar-benar menyelesaikan pendidikanku lalu mengiyakan dia untuk mengetuk pintu orangtuaku. Apakah mungkin, ada orang yang sesabar itu, menunggu aku yang bisa saja ditunggu orang lain juga? Aku tidak terlalu yakin dengan itu. Aku tidak pernah mengiyakan orang-orang yang datang untuk serius sebab pendidikanku masih berlangsung. Pun tidak pernah mau agar dia menungguku hingga selesai. Rasanya, ucapan bersedia ditunggu akan membuatku terikat, tidak bebas dengan ikatan yang Allah tidak suka. Orang orang sering menyebutnya sebagai komitmen. Huh, ada ada saja. Menurutku, kata komitmen sama saja ...