Langsung ke konten utama

              Bukan karena Keadaan

 Mentari mulai menampakkan sinarnya, rupanya ia masih berani menampakan dirinya dipandangan mataku. Aku rasa mentari tidak pernah bosan dan tidak pernah lelah mengingatkan aku dengan keadaanku dimasa lalu, sekarang atau bahkan menggambarkan masa depanku.
            Mentari begitu hebat, ia begitu berani pada sebuah kekuasaan alam. Ia begitu mudah menjalani hari tanpa harus mengingat semua yang terjadi pada suatu keadaan. Aku kagum dengannya. Mentari mampu lalui hari tanpa mengingat kepedihan hatinya. Menskipun ia sakit, namun mentari tak pernah menampakkan dirinya sedang terluka. Ia hanya mengikuti alur dan selalu berjalan lurus seperti biasa.
            Mentari, bolehkah aku meminta sedikit semangatmu, semangatmu yang tidak pernah pudar untuk menyinari alam semesta ini, meski awan selalu menghalangimu untuk memberikan cahaya kehidupanmu. Namun, kamu selalu bersemangat untuk menyibakkan awan itu. Tanpa lelah kamu memudarkan awan tebal di angkasa.
             Mentari, aku ingin belajar dari dirimu, aku ingin belajar bagaimana caranya menerima cacian, menerima hujatan dan menerima pujian tanpa merasa dirikulah yang paling hebat.  Mentari aku ingin belajar tegar, aku ingin belajar hidup lebih sederhana memaknai sebuah keadaan. Keadaan dimana kita dipaksa untuk menerima keadaan itu semua.
            Rasanya sudah cukup mengungkapkan kekagumanku kepada mentari. Rasanya aku harus kembali ke alam nyata untuk menerapkan semangat mentari di dalam hidupku. Oh Mentari aku bersyukur masih bisa melihatmu hari ini, meskipun kamu selalu mengingatkan aku pada sebuah moment, tetapi aku yakin kamu terbit untuk menguir kenangan baru. Bukan memahat kenangan lama.
                                                ***
            Rasanya ingin sekali aku bercerita tentang hidupku yang kelam kepada seseorang, namun aku tak pernah percaya dengan orang yang ada disekitarku, aku rasa mereka hanya mengandalkan perasaan, kebanggaan, dan kririkan jika aku menceritakan kekelaman hidupku.
            Rasanya aku ingin sekali melupakan masa laluku lalu memulai segalanya dengan hal yang baru, sama seperti mentari yang selalu memulai hari dengan keadaan yang berbeda meski ia terlihat sama. Mentari selalu terlihat sama, namun mentari tak pernah mengulangi hari. Hanya saja ia memiliki nama yang sama dan waktu yang berbeda.
            Waktu pun hanya memiki satu waktu dan tak mungkin kembali berputar. Semua kenangan pun seperti itu, takkan mungkin kembali terulang. Sekalipun terulang, hal itu takkan mungkin sama persis, karena setiap waktu diciptakan berbeda beda tanpa memiliki kesamaan yang sama persis.
            Begitu pula aku, aku dilahhirkan bukan untuk disamakan, bukan untuk dibandingkan dan bukan untuk di bedakan. Aku terlahir untuk di anugerahkan dan aku telahir untuk diharapkan, bukan untuk dibandingkan, disamakan, atau bahkan dibedakan. Bukan pilihan itu yang aku harapkan.
            Dunia, bisakah kamu menjelaskan kepadaku? Mengapa aku selalu dibandingkan dengan kakakku yang cantik jelita, mengapa aku dibandingkan dengan kakaak yang memilki segudang prestasi. Mengapa aku disamakan dengan segudang hal yang jelek, mengapa aku disamakan dalam hal yang merugikan.  Mengapa aku dibadekan dalam hal kasih sayang?.Tiga  hal itu yang membuatku selalu bertanya, dan hal itu pula yang membuatku jenuh dengan keadaan ini.
            Sesosok orang datang menghampiri mimpiku, mimpi yang tidak pernah aku harapkan kehadirannya. Di mimpiku semua seperti nyata, bahkan hal itu sering terjadi di dunia nyata. Apa karena aku bosan dengan keadaan itu, apa karena aku jenuh dengan keadaan ini? Aku rasa iya. Andai saja kamu bisa mengerti apa yang sedangku rasakan. Andai saja kamu mengerti mengapa aku jenuh dan bisan dengan keadaan ini.
            Aku harap sesosok lelaki itu mampu membangkitkan aku dari sebuah kejenuhan dan kebosanan. Aku jenuh dengan perbedaan ini, aku jenuh dengan semua kebanggaan nenenkku kepada kakakku, kakakku lebih baik, lebih segalanya dariku. Aku lebih bosan ketika nenenkku mengatakan jika “Kamu dengar, barusan kakakmu dikatakan cantik oleh seseorang”. Aku hampir bosan mendengar kata-kata itu. Aku bosan dengan ungkapan nenenk yang berlebihan kepadanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWKWARD FEELING Gak kerasa banget, usiaku sudah menginjak seperempat abad. Rasanya masih gak percaya, aku sudah berjalan selama ini. Ada berbagai macam perasaan yang sudah pernah dirasakan. Kepuasan, kesenangan, kesedihan, kecewa, dan kehilangan.  Sejauh aku melangkah, aku baru menyadari satu hal bahwa aku tidak pernah benar-benar menyelesaikannya degan tuntas. Mengembangkan bakat menulis, ketika udah menang dan masuk nominasi beberapa kali, aku merasa cukup. Puas. Dulu juga gitu, ketika aku belajar persiapan SBMPTN, nilai tryoutku sempat masuk ke nilai tertinggi pertama, setelah mencapai itu, semangat belajarku menurun dan rankingnya jatuh. Untungnya ada pak Anggi, yang ngeboost semangatku buat bangkit lagi. Pun dengan dunia kreativitas, ketika aku merasa cukup puas dengan hasil editingku, ya sudah. Cukup sampai di sana.  Pun dengan menghafal Qur'an, udah hafal beberapa juz, eh melempem. Akhirnya, sekarang hafalan Qur'annya tertinggal kepingan kepingan semata. Sebenarnya, ada...
 Hidup yang terus berjalan Gak kerasa banget, hampir 6 tahun aku menempuh pendidikan. Rasanya seperti baru kemarin aku masuk kuliah. Sejauh ini, aku sangat menikmati hidupku yang kata orang orang sudah seharusnya memiliki partner.  But, im still single without someone special until right away.  I just love to grow with myself, dan sampai saat ini, kayaknya terlalu nyaman dengan hidup sendiri. Bahaya juga sih hahahaa Hidup tanpa memiliki pacar, memiliki gebetan, atau bahkan seseorang dengan komitmen saling menunggu. i dont have those things. Setiap kali ada yang mengajakku untuk "berkomitmen" sembari menunggu masa studiku selesai, aku selalu menolaknya karena merasa "untuk apa?" aku gak mau terikat. Bagiku, berkomitmen sama halnya dengan pacaran secara halus huee. Sedangkan pacaran adalah sebuah hal yang bertentangan dengan value serta prinsip yang aku pegang. Jadi, aku selalu bilang. "Mohon maaf, untuk saat ini aku tidak mau terikat dengan siapapun. Tidak mau d...